Beranda > POLITIK > ANDAI KHOFIFAH SEPERTI HILLARY CLINTON

ANDAI KHOFIFAH SEPERTI HILLARY CLINTON

ImageHost.org

Kini kita tahu mengapa Amerika begitu digdaya dan menjadi super power. Itu tidak lain karena Amerika mempunyai rakyat dan pemimpin hebat. Perpaduan keduanya menghasilkan persatuan ; sebuah kata yang dipakai di depan nama negara paman Sam itu (United States of Amerika/USA). Dengan persatuan, bangsa Amerika mampu menguasai dunia dan menentukan hitam putihnya. Terlepas dari prilaku pemerintahnya yang senang mengintervensi negara lain, mau tidak mau kita harus mengakui kehebatan Amerika.

Masih segar dalam ingatan kita saat-saat dimana Hillary Rodham Clinton dan Barrack Husein Obama bersaing keras untuk memperebutkan posisi calon presiden dari partai demokrat. Mereka saling serang, saling menjatuhkan. Tetapi begitu Obama terpilih menjadi calon tunggal dari partai demokrat, maka dengan lapang dada menerima kekalahan tersebut. Tidak hanya itu, Hillary bahkan berpidato di konvensi partai demokrat bahwa dia mendukung Obama dan mengajak pendukungnya untuk mendukung Obama sebagai capres dari parai demokrat. Itu juga yang dilakukan oleh John Mc Cain dalam pidato kekalahannya. Pendek kata bangsa Amerika benar-benar menerapkan persatuan dalam realita bukan hanya kata-kata.

Bandingkan dengan Pilgub di Jatim. Maka yang kita dapati adalah pemimpin-pemimpin yang maunya menang dan tidak mau kalah. Kalau kalah, maka akan dicari-cari alasan bahwa lawannya curang, ada penggelembungan suara dan sebagainya. Ironisnya orang-orang Jakarta yang menjadi pemimpin partai penyokong Cagub tidak malah menenangkan suasana tapi malah mengompori untuk tidak menerima hasil perhitungan suara yang dilakukan KPUD. Sehingga hampir semua Pemilihan Kepala Daerah di Indonesia selalu diakhiri dengan ketidakpuasan dari yang kalah.

Saya selama dua putaran Pilgub Jatim mendukung pasangan Kaji (Khofifah dan Mujiono). Meskipun kecewa karena Cagub pilihan saya kalah, saya berharap Khofifah berpidato seperti Hillary Clinton atau John Mc Cain, yaitu : menerima kekalahan dengan lapang dada, mengucapkan selamat kepada Karsa (Karwo – Saiful) serta bersedia untuk membantu mereka untuk memajukan Jawa Timur. Andai kata itu terjadi, alangkah hebatnya Khofifah. Khofifah akan jadi Cagub pertama yang satria. Karena belum ada satupun Cagub yang kalah selama pemilihan kepala daerah di Indonesia yang bersikap demikian dan namanya akan tertulis dengan tinta emas dalam sejarah demokrasi di Indonesia.

Banyak orang bilang “ Jangan bandingkan kita dengan Amerika mas …Amerika sudah berdemokrasi selama 100 tahun lebih “. Itu benar, tapi masak kita butuh 100 tahun untuk mempunyai sikap mau mengakui kekalahan ?. Sudah banyak kerugian yang diakibatkan karena pemimpin-pemimpin negeri tidak mau mengakui kekalahan. Dan tahukah anda siapa yang paling banyak dirugikan dan dikorbankan ?

Ya… benar RAKYAT !

  1. 14/11/2008 pukul 02:03

    Semoga para calon pemimpin dapat meniru dan mencontoh hal-hal yang baik

  2. basuki
    18/11/2008 pukul 06:09

    mungkin belum saatnya jatim dipimpin wanita.sebab masalah yang akan dihadapi di jatim so complicated.jadi jgn dulu lah wanita meminpim jatim

  3. Lusiana
    21/11/2008 pukul 05:57

    Bu Khofifah kejangkitan syndrom ngeyelistic, gak bisa “nrimo” (yang merupakan entitas ke’jawa’an kita secara kultural, pen). Persis dengan tulisan Mas Cucuk, redaktur tabloid Bimantara Sinar Dewi Jombang, yang mengatakan bahwa Bu Khofifah tipe perempuan yang tidak nriman.

  4. ahmad hambali
    02/06/2009 pukul 08:13

    menerima kekalahan, dengan upaya maksimal yang telah dilakukan
    maka ketenangan dalam jiwa akan terasa………
    Alloh tidak memberi apa yang kita harapkan
    Tetapi Allah memberi apa yang kita perlukan

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar